Senin, 02 November 2015

CONTOH SK PEMBAGIAN TUGAS



          YAYASAN PENDIDIKAN AN NAHL

MADRASAH IBTIDAIYAH CISAGA 1

Jl RANCAH DSN CIMINYAK DESA KARYAMULYA KEC. CISAGA KAB. CIAMIS
================================================================

SURAT KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH CISAGA 1
NOMOR : 120/SK.028.07/IX/2015
TENTANG
BEBAN KERJA GURU PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Cisaga 1
Desa Karyamulya kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis

Menimbang           :  a.  Bahwa proses belajar mengajar merupakan inti proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan;
                                 b.  Bahwa untuk menjamin kelancaran proses belajar mengajar perlu ditetapkan pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan (beban kerja) bagi guru.

Mengingat            :     a.  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
                                    b.  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
                                    c.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
                                    d.  Rapat Dewan Guru MI Cisaga 1 tanggal 10 Agustus 2015.

 

MEMUTUSKAN


Menetapkan          :  Beban kerja guru pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015-2016.
Pertama                 :  Beban kerja guru pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015-2016 meliputi kewajiban tatap muka/mengajar  dan tugas tambahan lainnya;
Kedua                   :  Beban kerja guru tersebut tertuang dalam daftar terlampir;
Ketiga                   :  Keputusan ini berlaku pada saat ditetapkan.




Mengetahui :
Pengawas Pendidikan Madrasah
Kecamatan Cijeungjing,Cisaga






...................................................


Cisaga,1 September  2015
Kepala Madrasah,







            ..................................................







Minggu, 01 Maret 2015

SABAR WE,,,GURU HONORER SWASTA DAERAH

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah


Namanya Pak Wijan. Usianya sudah mendekati 50 tahun. Hampir seperempat abad ia menjalani takdirnya menjadi guru swasta di sebuah Madrasah Ibtidaiyah daerah Rembang. Sebuah profesi yang butuh banyak kerelaan, kesabaran, dan pengorbanan.
Jangan bandingkan dengan guru PNS yang gaji dan tunjangannya berlapis-lapis. Hidup Pak Wijan sungguh jauh dari cukup. Gajinya hanya Rp. 325.000,-  per bulan. Itupun sudah ditambah dengan berbagai tunjangan.
“Kan ada sertifikasi Pak” saya mulai menyelidik. “Sertifikasi hanya untuk tambal sulam Mas. Apa cukup gaji saya tiap bulan untuk makan anak sama istri? Coba Sampeyan jawab?” pertanyaan itu sungguh menohok.
Ya. Apalah arti uang Rp 325.000. Tentu takkan cukup menghidupi istri dan kedua anak Pak Wijan. Logika matematika manapun takbisa menghitung  uang sejumlah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan. Ditambah  lagi kebijakan-kebijakan manajemen sekolahnya sering merugikan para guru.
Alih-alih menambah kesejahteraan, seringnya justru mengurangi hak para gurunya. Sebagai contoh, jika ada bantuan-bantuan dari Kemenag, pihak yayasan selalu saja memotong hak yang diterima guru. “Jumlahnya cukup banyak Mas. Apalagi jika tunjangan sertifikasi turun, kami harus menyetor ke yayasan minimal 11%. Bahkan awalnya mereka minta 25%. BOS, atau bantuan-bantuan lain tak pernah tahu juntrungnya, seringnya diminta tanda tangan, tetapi uangnya kami tak tahu” cerita Pak Wijan.
Betapa miris hidup Pak Wijan.  Di akhir pengembaraan intelektualnya ia sepertinya tak banyak punya pilihan, kecuali  menerima takdir. Untung saja komitmennya sebagai pendidik tak pernah goyah sampai sekarang. Untung saja orang tuanya juga masih meninggalkan sepetak sawah untuk digarap, sehingga ada sumber lain untuk bertahan hidup. Jika tidak, mungkin ia sudah pindah profesi jadi tukang ojek, kuli bangunan, atau pedagang cilok keliling. (din).

TULISAN INI SENGAJA PENULIS COPAS dari: http://edukasi.kompasiana.com , agar para pengamat dan pemikir pendidikan di tanah air ini mengetahui lebih dekat, paling tidak diberitahukan mengenai bagaimana gambaran sekolah swasta saat ini, ditambah sekolah yang serba gratis termasuk SEKOLAH SWASTA DIGRATISKAN,,, TAPI GAJIH GURU SWASTA (NON PNS) juga gratis,,, Apakah ini yang namanya IKHLAS BERAMAL, BETAPA MULIANYA KEINGINAN PARA PENDIRI SEKOLAH/MADRASAH SWASTA DULUNYA, ,, TAPI PERNAHKAH TERBAYANG OLEH PARA PENDIRI MADRASAH BAGAIMANA JIKA SEKOLAH YANG DIDIRIKANNYA AKAN DIGRATISKAN DALAM KEADAAN KEBUTUHAN EKONOMI YANG SEMAKIN MENINGKAT INI,,,.... , JADI UNTUK PARA GURU SWASTA, AGAR ANDA TIDAK BERLARUT DALAM KESEDIHAN. BAHWA CERMINAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA DAN GURU YANG MEMANG MENGAMALKAN LAMBANG IKLAS BERAMAL (LAMBANG KAMENAG) ADALAH GURU YANG DI CERMINKAN DI ATAS...
INGAT PARA GURU, KITA TIDAK TAU APA YANG AKAN TERJADI ESOK PAGI, KITA JUGA TIDAK TAU KAPAN NYAWA KITA BERPISAH DENGAN BADANNYA,,, TETAPI YANG JELAS, PASTI KITA AKAN KEMBALI KEPADA SANG KHOLIK (TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA DAN SELURUH YANG ADA DIMUKA BUMI INI). Untuk apa kita mengejar Harta tanpa melihat asal dan prosesnya?, untuk apa kita mati-matian untuk mengejar Pegawai Negeri Sipil???, sebab kebahagiaan itu bukan karena PNS, bukan karena banyak harta???? dan bukan pula karene kedudukan tinggi, INGAT KEINDAHAN DUNIA INI CUMA KEINNDAHAN YANG MENIPU...
Jadi kuncinya adalah Ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam mengajar semoga nantinya menjadi ilmu yang bermanfaat, berarti kita menanam didunia ini tidak sia-sia,,, amin
- See more at: http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html#sthash.C74TlcjY.dpuf

Minggu, 25 Januari 2015

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah


Namanya Pak Wijan. Usianya sudah mendekati 50 tahun. Hampir seperempat abad ia menjalani takdirnya menjadi guru swasta di sebuah Madrasah Ibtidaiyah daerah Rembang. Sebuah profesi yang butuh banyak kerelaan, kesabaran, dan pengorbanan.
Jangan bandingkan dengan guru PNS yang gaji dan tunjangannya berlapis-lapis. Hidup Pak Wijan sungguh jauh dari cukup. Gajinya hanya Rp. 325.000,-  per bulan. Itupun sudah ditambah dengan berbagai tunjangan.
“Kan ada sertifikasi Pak” saya mulai menyelidik. “Sertifikasi hanya untuk tambal sulam Mas. Apa cukup gaji saya tiap bulan untuk makan anak sama istri? Coba Sampeyan jawab?” pertanyaan itu sungguh menohok.
Ya. Apalah arti uang Rp 325.000. Tentu takkan cukup menghidupi istri dan kedua anak Pak Wijan. Logika matematika manapun takbisa menghitung  uang sejumlah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan. Ditambah  lagi kebijakan-kebijakan manajemen sekolahnya sering merugikan para guru.
Alih-alih menambah kesejahteraan, seringnya justru mengurangi hak para gurunya. Sebagai contoh, jika ada bantuan-bantuan dari Kemenag, pihak yayasan selalu saja memotong hak yang diterima guru. “Jumlahnya cukup banyak Mas. Apalagi jika tunjangan sertifikasi turun, kami harus menyetor ke yayasan minimal 11%. Bahkan awalnya mereka minta 25%. BOS, atau bantuan-bantuan lain tak pernah tahu juntrungnya, seringnya diminta tanda tangan, tetapi uangnya kami tak tahu” cerita Pak Wijan.
Betapa miris hidup Pak Wijan.  Di akhir pengembaraan intelektualnya ia sepertinya tak banyak punya pilihan, kecuali  menerima takdir. Untung saja komitmennya sebagai pendidik tak pernah goyah sampai sekarang. Untung saja orang tuanya juga masih meninggalkan sepetak sawah untuk digarap, sehingga ada sumber lain untuk bertahan hidup. Jika tidak, mungkin ia sudah pindah profesi jadi tukang ojek, kuli bangunan, atau pedagang cilok keliling. (din). 
TULISAN INI SENGAJA PENULIS COPAS dari: http://edukasi.kompasiana.com , agar para pengamat dan pemikir pendidikan di tanah air ini mengetahui lebih dekat, paling tidak diberitahukan mengenai bagaimana gambaran sekolah swasta saat ini, ditambah sekolah yang serba gratis termasuk SEKOLAH SWASTA DIGRATISKAN,,, TAPI GAJIH GURU SWASTA (NON PNS) juga gratis,,, Apakah ini yang namanya IKHLAS BERAMAL, BETAPA MULIANYA KEINGINAN PARA PENDIRI SEKOLAH/MADRASAH SWASTA DULUNYA, ,, TAPI PERNAHKAH TERBAYANG OLEH PARA PENDIRI MADRASAH BAGAIMANA JIKA SEKOLAH YANG DIDIRIKANNYA AKAN DIGRATISKAN DALAM KEADAAN KEBUTUHAN EKONOMI YANG SEMAKIN MENINGKAT INI,,,.... , JADI UNTUK PARA GURU SWASTA, AGAR ANDA TIDAK BERLARUT DALAM KESEDIHAN. BAHWA CERMINAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA DAN GURU YANG MEMANG MENGAMALKAN LAMBANG IKLAS BERAMAL (LAMBANG KAMENAG) ADALAH GURU YANG DI CERMINKAN DI ATAS...
INGAT PARA GURU, KITA TIDAK TAU APA YANG AKAN TERJADI ESOK PAGI, KITA JUGA TIDAK TAU KAPAN NYAWA KITA BERPISAH DENGAN BADANNYA,,, TETAPI YANG JELAS, PASTI KITA AKAN KEMBALI KEPADA SANG KHOLIK (TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA DAN SELURUH YANG ADA DIMUKA BUMI INI). Untuk apa kita mengejar Harta tanpa melihat asal dan prosesnya?, untuk apa kita mati-matian untuk mengejar Pegawai Negeri Sipil???, sebab kebahagiaan itu bukan karena PNS, bukan karena banyak harta???? dan bukan pula karene kedudukan tinggi, INGAT KEINDAHAN DUNIA INI CUMA KEINNDAHAN YANG MENIPU...
Jadi kuncinya adalah Ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam mengajar semoga nantinya menjadi ilmu yang bermanfaat, berarti kita menanam didunia ini tidak sia-sia,,, amin
- See more at: http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html#sthash.C74TlcjY.dpuf

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah


Namanya Pak Wijan. Usianya sudah mendekati 50 tahun. Hampir seperempat abad ia menjalani takdirnya menjadi guru swasta di sebuah Madrasah Ibtidaiyah daerah Rembang. Sebuah profesi yang butuh banyak kerelaan, kesabaran, dan pengorbanan.
Jangan bandingkan dengan guru PNS yang gaji dan tunjangannya berlapis-lapis. Hidup Pak Wijan sungguh jauh dari cukup. Gajinya hanya Rp. 325.000,-  per bulan. Itupun sudah ditambah dengan berbagai tunjangan.
“Kan ada sertifikasi Pak” saya mulai menyelidik. “Sertifikasi hanya untuk tambal sulam Mas. Apa cukup gaji saya tiap bulan untuk makan anak sama istri? Coba Sampeyan jawab?” pertanyaan itu sungguh menohok.
Ya. Apalah arti uang Rp 325.000. Tentu takkan cukup menghidupi istri dan kedua anak Pak Wijan. Logika matematika manapun takbisa menghitung  uang sejumlah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan. Ditambah  lagi kebijakan-kebijakan manajemen sekolahnya sering merugikan para guru.
Alih-alih menambah kesejahteraan, seringnya justru mengurangi hak para gurunya. Sebagai contoh, jika ada bantuan-bantuan dari Kemenag, pihak yayasan selalu saja memotong hak yang diterima guru. “Jumlahnya cukup banyak Mas. Apalagi jika tunjangan sertifikasi turun, kami harus menyetor ke yayasan minimal 11%. Bahkan awalnya mereka minta 25%. BOS, atau bantuan-bantuan lain tak pernah tahu juntrungnya, seringnya diminta tanda tangan, tetapi uangnya kami tak tahu” cerita Pak Wijan.
Betapa miris hidup Pak Wijan.  Di akhir pengembaraan intelektualnya ia sepertinya tak banyak punya pilihan, kecuali  menerima takdir. Untung saja komitmennya sebagai pendidik tak pernah goyah sampai sekarang. Untung saja orang tuanya juga masih meninggalkan sepetak sawah untuk digarap, sehingga ada sumber lain untuk bertahan hidup. Jika tidak, mungkin ia sudah pindah profesi jadi tukang ojek, kuli bangunan, atau pedagang cilok keliling. (din). 
TULISAN INI SENGAJA PENULIS COPAS dari: http://edukasi.kompasiana.com , agar para pengamat dan pemikir pendidikan di tanah air ini mengetahui lebih dekat, paling tidak diberitahukan mengenai bagaimana gambaran sekolah swasta saat ini, ditambah sekolah yang serba gratis termasuk SEKOLAH SWASTA DIGRATISKAN,,, TAPI GAJIH GURU SWASTA (NON PNS) juga gratis,,, Apakah ini yang namanya IKHLAS BERAMAL, BETAPA MULIANYA KEINGINAN PARA PENDIRI SEKOLAH/MADRASAH SWASTA DULUNYA, ,, TAPI PERNAHKAH TERBAYANG OLEH PARA PENDIRI MADRASAH BAGAIMANA JIKA SEKOLAH YANG DIDIRIKANNYA AKAN DIGRATISKAN DALAM KEADAAN KEBUTUHAN EKONOMI YANG SEMAKIN MENINGKAT INI,,,.... , JADI UNTUK PARA GURU SWASTA, AGAR ANDA TIDAK BERLARUT DALAM KESEDIHAN. BAHWA CERMINAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA DAN GURU YANG MEMANG MENGAMALKAN LAMBANG IKLAS BERAMAL (LAMBANG KAMENAG) ADALAH GURU YANG DI CERMINKAN DI ATAS...
INGAT PARA GURU, KITA TIDAK TAU APA YANG AKAN TERJADI ESOK PAGI, KITA JUGA TIDAK TAU KAPAN NYAWA KITA BERPISAH DENGAN BADANNYA,,, TETAPI YANG JELAS, PASTI KITA AKAN KEMBALI KEPADA SANG KHOLIK (TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA DAN SELURUH YANG ADA DIMUKA BUMI INI). Untuk apa kita mengejar Harta tanpa melihat asal dan prosesnya?, untuk apa kita mati-matian untuk mengejar Pegawai Negeri Sipil???, sebab kebahagiaan itu bukan karena PNS, bukan karena banyak harta???? dan bukan pula karene kedudukan tinggi, INGAT KEINDAHAN DUNIA INI CUMA KEINNDAHAN YANG MENIPU...
Jadi kuncinya adalah Ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam mengajar semoga nantinya menjadi ilmu yang bermanfaat, berarti kita menanam didunia ini tidak sia-sia,,, amin
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: NASIB GURU MADRASAH SWASTA
Ditulis oleh Sonin Saputra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini
- See more at: http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html#sthash.mFF6xxFY.dpuf

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah


Namanya Pak Wijan. Usianya sudah mendekati 50 tahun. Hampir seperempat abad ia menjalani takdirnya menjadi guru swasta di sebuah Madrasah Ibtidaiyah daerah Rembang. Sebuah profesi yang butuh banyak kerelaan, kesabaran, dan pengorbanan.
Jangan bandingkan dengan guru PNS yang gaji dan tunjangannya berlapis-lapis. Hidup Pak Wijan sungguh jauh dari cukup. Gajinya hanya Rp. 325.000,-  per bulan. Itupun sudah ditambah dengan berbagai tunjangan.
“Kan ada sertifikasi Pak” saya mulai menyelidik. “Sertifikasi hanya untuk tambal sulam Mas. Apa cukup gaji saya tiap bulan untuk makan anak sama istri? Coba Sampeyan jawab?” pertanyaan itu sungguh menohok.
Ya. Apalah arti uang Rp 325.000. Tentu takkan cukup menghidupi istri dan kedua anak Pak Wijan. Logika matematika manapun takbisa menghitung  uang sejumlah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan. Ditambah  lagi kebijakan-kebijakan manajemen sekolahnya sering merugikan para guru.
Alih-alih menambah kesejahteraan, seringnya justru mengurangi hak para gurunya. Sebagai contoh, jika ada bantuan-bantuan dari Kemenag, pihak yayasan selalu saja memotong hak yang diterima guru. “Jumlahnya cukup banyak Mas. Apalagi jika tunjangan sertifikasi turun, kami harus menyetor ke yayasan minimal 11%. Bahkan awalnya mereka minta 25%. BOS, atau bantuan-bantuan lain tak pernah tahu juntrungnya, seringnya diminta tanda tangan, tetapi uangnya kami tak tahu” cerita Pak Wijan.
Betapa miris hidup Pak Wijan.  Di akhir pengembaraan intelektualnya ia sepertinya tak banyak punya pilihan, kecuali  menerima takdir. Untung saja komitmennya sebagai pendidik tak pernah goyah sampai sekarang. Untung saja orang tuanya juga masih meninggalkan sepetak sawah untuk digarap, sehingga ada sumber lain untuk bertahan hidup. Jika tidak, mungkin ia sudah pindah profesi jadi tukang ojek, kuli bangunan, atau pedagang cilok keliling. (din). 
TULISAN INI SENGAJA PENULIS COPAS dari: http://edukasi.kompasiana.com , agar para pengamat dan pemikir pendidikan di tanah air ini mengetahui lebih dekat, paling tidak diberitahukan mengenai bagaimana gambaran sekolah swasta saat ini, ditambah sekolah yang serba gratis termasuk SEKOLAH SWASTA DIGRATISKAN,,, TAPI GAJIH GURU SWASTA (NON PNS) juga gratis,,, Apakah ini yang namanya IKHLAS BERAMAL, BETAPA MULIANYA KEINGINAN PARA PENDIRI SEKOLAH/MADRASAH SWASTA DULUNYA, ,, TAPI PERNAHKAH TERBAYANG OLEH PARA PENDIRI MADRASAH BAGAIMANA JIKA SEKOLAH YANG DIDIRIKANNYA AKAN DIGRATISKAN DALAM KEADAAN KEBUTUHAN EKONOMI YANG SEMAKIN MENINGKAT INI,,,.... , JADI UNTUK PARA GURU SWASTA, AGAR ANDA TIDAK BERLARUT DALAM KESEDIHAN. BAHWA CERMINAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA DAN GURU YANG MEMANG MENGAMALKAN LAMBANG IKLAS BERAMAL (LAMBANG KAMENAG) ADALAH GURU YANG DI CERMINKAN DI ATAS...
INGAT PARA GURU, KITA TIDAK TAU APA YANG AKAN TERJADI ESOK PAGI, KITA JUGA TIDAK TAU KAPAN NYAWA KITA BERPISAH DENGAN BADANNYA,,, TETAPI YANG JELAS, PASTI KITA AKAN KEMBALI KEPADA SANG KHOLIK (TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA DAN SELURUH YANG ADA DIMUKA BUMI INI). Untuk apa kita mengejar Harta tanpa melihat asal dan prosesnya?, untuk apa kita mati-matian untuk mengejar Pegawai Negeri Sipil???, sebab kebahagiaan itu bukan karena PNS, bukan karena banyak harta???? dan bukan pula karene kedudukan tinggi, INGAT KEINDAHAN DUNIA INI CUMA KEINNDAHAN YANG MENIPU...
Jadi kuncinya adalah Ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam mengajar semoga nantinya menjadi ilmu yang bermanfaat, berarti kita menanam didunia ini tidak sia-sia,,, amin
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: NASIB GURU MADRASAH SWASTA
Ditulis oleh Sonin Saputra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini
- See more at: http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html#sthash.mFF6xxFY.dpuf

Mirisnya Hidup Menjadi Guru Swasta Daerah


Namanya Pak Wijan. Usianya sudah mendekati 50 tahun. Hampir seperempat abad ia menjalani takdirnya menjadi guru swasta di sebuah Madrasah Ibtidaiyah daerah Rembang. Sebuah profesi yang butuh banyak kerelaan, kesabaran, dan pengorbanan.
Jangan bandingkan dengan guru PNS yang gaji dan tunjangannya berlapis-lapis. Hidup Pak Wijan sungguh jauh dari cukup. Gajinya hanya Rp. 325.000,-  per bulan. Itupun sudah ditambah dengan berbagai tunjangan.
“Kan ada sertifikasi Pak” saya mulai menyelidik. “Sertifikasi hanya untuk tambal sulam Mas. Apa cukup gaji saya tiap bulan untuk makan anak sama istri? Coba Sampeyan jawab?” pertanyaan itu sungguh menohok.
Ya. Apalah arti uang Rp 325.000. Tentu takkan cukup menghidupi istri dan kedua anak Pak Wijan. Logika matematika manapun takbisa menghitung  uang sejumlah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan. Ditambah  lagi kebijakan-kebijakan manajemen sekolahnya sering merugikan para guru.
Alih-alih menambah kesejahteraan, seringnya justru mengurangi hak para gurunya. Sebagai contoh, jika ada bantuan-bantuan dari Kemenag, pihak yayasan selalu saja memotong hak yang diterima guru. “Jumlahnya cukup banyak Mas. Apalagi jika tunjangan sertifikasi turun, kami harus menyetor ke yayasan minimal 11%. Bahkan awalnya mereka minta 25%. BOS, atau bantuan-bantuan lain tak pernah tahu juntrungnya, seringnya diminta tanda tangan, tetapi uangnya kami tak tahu” cerita Pak Wijan.
Betapa miris hidup Pak Wijan.  Di akhir pengembaraan intelektualnya ia sepertinya tak banyak punya pilihan, kecuali  menerima takdir. Untung saja komitmennya sebagai pendidik tak pernah goyah sampai sekarang. Untung saja orang tuanya juga masih meninggalkan sepetak sawah untuk digarap, sehingga ada sumber lain untuk bertahan hidup. Jika tidak, mungkin ia sudah pindah profesi jadi tukang ojek, kuli bangunan, atau pedagang cilok keliling. (din). 
TULISAN INI SENGAJA PENULIS COPAS dari: http://edukasi.kompasiana.com , agar para pengamat dan pemikir pendidikan di tanah air ini mengetahui lebih dekat, paling tidak diberitahukan mengenai bagaimana gambaran sekolah swasta saat ini, ditambah sekolah yang serba gratis termasuk SEKOLAH SWASTA DIGRATISKAN,,, TAPI GAJIH GURU SWASTA (NON PNS) juga gratis,,, Apakah ini yang namanya IKHLAS BERAMAL, BETAPA MULIANYA KEINGINAN PARA PENDIRI SEKOLAH/MADRASAH SWASTA DULUNYA, ,, TAPI PERNAHKAH TERBAYANG OLEH PARA PENDIRI MADRASAH BAGAIMANA JIKA SEKOLAH YANG DIDIRIKANNYA AKAN DIGRATISKAN DALAM KEADAAN KEBUTUHAN EKONOMI YANG SEMAKIN MENINGKAT INI,,,.... , JADI UNTUK PARA GURU SWASTA, AGAR ANDA TIDAK BERLARUT DALAM KESEDIHAN. BAHWA CERMINAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA DAN GURU YANG MEMANG MENGAMALKAN LAMBANG IKLAS BERAMAL (LAMBANG KAMENAG) ADALAH GURU YANG DI CERMINKAN DI ATAS...
INGAT PARA GURU, KITA TIDAK TAU APA YANG AKAN TERJADI ESOK PAGI, KITA JUGA TIDAK TAU KAPAN NYAWA KITA BERPISAH DENGAN BADANNYA,,, TETAPI YANG JELAS, PASTI KITA AKAN KEMBALI KEPADA SANG KHOLIK (TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA DAN SELURUH YANG ADA DIMUKA BUMI INI). Untuk apa kita mengejar Harta tanpa melihat asal dan prosesnya?, untuk apa kita mati-matian untuk mengejar Pegawai Negeri Sipil???, sebab kebahagiaan itu bukan karena PNS, bukan karena banyak harta???? dan bukan pula karene kedudukan tinggi, INGAT KEINDAHAN DUNIA INI CUMA KEINNDAHAN YANG MENIPU...
Jadi kuncinya adalah Ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam mengajar semoga nantinya menjadi ilmu yang bermanfaat, berarti kita menanam didunia ini tidak sia-sia,,, amin
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: NASIB GURU MADRASAH SWASTA
Ditulis oleh Sonin Saputra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini
- See more at: http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/05/sebuah-potret-sekolah-swasta-daerah.html#sthash.mFF6xxFY.dpuf

Kamis, 22 Januari 2015

Gaji Guru Honorer Ikuti Standar UMR


Kamis,  27 November 2014  −  11:45 WIB
Gaji Guru Honorer Ikuti Standar UMR
Ilustrasi
JAKARTA - Langkah pemerintah yang akan menaikkan gaji guru honorer disambut positif Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Seharusnya kenaikan para honorer melebihi standar upah minimum regional (UMR). 

Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo mengatakan, perbaikan gaji guru honorer sudah lama diusulkan asosiasi lembaganya. Sebagai asosiasi guru terbesar di Indonesia, pihaknya mengusulkan gaji guru honorer harus sesuai UMR per wilayah masingmasing, namun ditambah insentif. Misalnya saja upah minimum di DKI Jakarta Rp2,7 juta dan ditambah Rp1 juta untuk biaya peningkatan mutu dan profesi guru. 

“Mereka harus digaji sesuai upah minimum masing-masing wilayah. Saya menyebut ituUMR Plus. Jangan seperti sekarang yang hanya diberi gaji seadanya,” katanya seusai seminar pendidikan “Mewujudkan Revolusi Mental melalui Penguatan Peran Strategis Guru” di Gedung Kemendikbud kemarin. 

Anggota DPD ini menjelaskan, berdasarkan data saat ini, ada 1,4 juta guru honorer yang mayoritas hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Ironisnya, meski pendapatan mereka jauh berbeda dengan guru negeri, tugas dan fungsi mereka sama dengan guru negeri. Di sekolah- sekolah daerah peranan mereka bahkan lebih banyak untuk menggantikan guru negeri yang jumlahnya terbatas. 

Menurut dia, sekolah tidak akan mampu beroperasi jika tidak dibantu guru honorer. Terlebih distribusi guru yang tidak seimbang menyebabkan banyak sekolah kekurangan tenaga pengajar. Dengan honor yang tidak layak tersebut, menurut Sulistiyo, sulit bagi pemerintah maupun PGRI untuk bisa meningkatkan kualitas mereka. 

Untuk meningkatkan kualitas guru, butuh biaya cukup besar karena guru harus dikenalkan dengan teknologi. “Pemerintah harus melakukan standardisasi gaji untuk guru honorer. Dengan menggunakan anggaran pemerintah, honor guru honorer baik dia sekolah negeri maupun swasta harus ditingkatkan setidaknya menggunakan standar upah minimum,” ungkap dia. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan sepakat dengan PGRI untuk meningkatkan pendapatan guru honorer. Kemendikbud bahkan akan bertindak cepat membahas gaji guru honorer dengan instansi lain. 

Dia berjanji awal pekan depan pihaknya akan memanggil kementerian terkait seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Agama, dan Kementerian Tenaga Kerja. 

Menurut dia, seluruh kementerian ini terlibat dalam pembahasan gaji guru karena menyangkut kesejahteraan yang bisa dipakai sebagai rujukan di semua kementerian. Rektor Universitas Paramadina nonaktif ini mengatakan, pemerintah berpikir akan menerapkan honorarium minimum bagi guru. 

Pengelolaan honorarium itu berbeda dengan upah, baik upah mingguan atau bulanan serta harian. Pemerintah akan mencari rumus terbaik pemberian honorarium guru karena menyangkut mata pelajaran dan bidang yang diajarkan guru. Anies mengungkapkan, sebelumnya dia bertemu Menpan dan RB Yuddy Chrisnandi untuk membahas gaji guru honorer ini. 

“Ada solusinya dalam waktu dekat. Kemarin saya sudah bicara dengan menpan bahwa kita harus tetapkan batas sehingga gaji guru jangan sampai Rp150.000, Rp200.000. Basa-basi itu bukan gaji itu, jadi harus kita ubah,” ungkapnya. Menurut dia, guru merupakan garda terdepan untuk peningkatan kualitas pendidikan. 

Karena itu, para guru harus terus diberi motivasi untuk semangat mengajar dan mengabdi. Dalam proses pendidikan yang sehat, kurikulum yang baik saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ada pilar lain yang tak kalah pentingnya yakni soal para pendidiknya. Apalagi dengan luasnya geografis Indonesia dan persebaran yang belum merata, guru memiliki peranan yang strategis. 

Dia mengharapkan semua pihak harus bisa mengistimewakan para guru. “Harus di- VIP-kan para guru itu,” ujarnya. Sementara itu, anggota DPR dari PKS Muhammad Sohibul Iman berpendapat, kesejahteraan guru tidak hanya dilihat dari besarnya angka penghasilan. 

Meski dia mengakui pemerintah sudah meningkatkan kesejahteraan guru melalui remunerasi dan tunjangan, perhatian pemerintah itu tidak disetarakan untuk guru honorer. Dari sisi peningkatan kualitas, dia mencontohkan bisa dilakukan program seperti pelatihan atau peluang untuk sekolah lanjut. 

Termasuk program pertukaran guru dengan negara lain atau antarprovinsi. Sementara dari sisi pendapatan, dia menilai profesi guru sudah lumayan, terutama guru yang sudah mendapat sertifikasi. “Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, tingkat inflasi masih tinggi sehingga tidak bisa serta-merta menaikkan gaji guru,” katanya. 

Dia mengapresiasi pemerintah yang akan membahas kenaikan gaji guru honorer. Langkah tersebut diharapkan bisa menyejahterakan para pendidik dan meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.

Neneng zubaidah


(bbg)

Senin, 19 Januari 2015

contoh sk operator madrasah

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS
MIS CISAGA 1
JL RANCAH DUSUN CIMINYAK DESA KARYAMULYA KEC. CISAGA KAB. CIAMIS
KEPUTUSAN
KEPALA MIS CISAGA 1 KECATAMAN CISAGA
NOMOR: 02/MI.028.07/I/2015

TENTANG
PENETAPAN OPERATOR TENAGA ADMINISTRATOR DAN TENAGA KERJA PENDATAAN PENDIDIKAN
PADA MIS CISAGA 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KEPALA MIS CISAGA 1
Menimbang :
a.    bahwa dalam rangka pengambilan kebijakan dan penyusunan program pembangunan di bidang pendidikan di tingkat MIS Cisaga 1
b.    Bahwa dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksud point a di atas, perlu menetapkan seorang pelaksana Admin/Operator Datadik MIS Cisaga 1
c.  Bahwa mereka yang nama tersebut dalam lampiran keputusan ini dianggap mampu dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai personil Admin/Operator Datadik MIS Cisaga 1 tahun pelajaran 2014/2015
d.  Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, dan c di atas perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala MIS Cisaga 1

Mengingat :
1.  Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 4301);
2.  Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 15 Tahun 20O4 Tentang Pemeriksaan danTanggungjawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
3.   Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia No. 4437) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-UndangRepublik lndonesia Nomor 32 Tahun 2004 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4548);
4.  Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4a38);
5.  Peraturan Pemerintah Rl Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
6.  Peraturan Pemerintah Rl Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Rl Tahun 2005 Nomor2O1, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4021) sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4165);
7.  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737).

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA :
Menunjuk saudara IRFANI RAKHMAAN NOOR, S. Pd. Sebagai Petugas Admin/Operator Dapodik  pada satuan kerja MIS CISAGA 1,  personil tersebut sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA :
Petugas Admin/Operator Datadik Pendataan Pendidikan selanjutnya disebut Admin/Operator Datadik pada satuan kerja MIS CISAGA 1, sebagaimana dimaksud pada diktum pertama, mempunyai tugas sebagai berikut:
1.   Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan data pendidikan dan data nonpendidikan :
2.   Melaksanakan pengelolaan data kependidikan dan melaksanakan pemetaan pendidikan serta menyusun profil pendidikan MIS CISAGA 1
3.   Mengirimkan data hasil pelaksanaan pendataan pendidikan dan non pendidikan ke Pusat Data Statistik Pendidikan, MIS CISAGA 1,  sebagaimama standar dan ketentuan yang dikeluarkan Pusat Data Statistik Pendidikan, Kemdikbud Rl.
4.   Melakukan pelayanan data dan informasi pendidikan kepada pihak yang membutuhkan dengan cepat dan ramah.
5.   Melakukan upaya pengembangan dan penyediaan infrastruktur ICT serta mengoptimalkan pengelolaan ICT di MIS CISAGA 1

KETIGA :
Dalam melaksanakan tugasnya, Admin/Operator Datadik MIS CISAGA 1 bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah MIS CISAGA 1
KEEMPAT :
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya


Ditetapkan di        : Cisaga
Pada Tanggal        :  06 Januari 2014

KEPALA SEKOLAH
MIS CISAGA 1



Hj DEDEH NURSIDAH, S. Pd. I.
NIP.197204021993032002

Salinan Keputusan ini dikirim kepada :
1. Seksi Mapenda Kemenag Ciamis
2. KKM MI Cisaga - Cijeungjing
3. Administrator/Operator MIS Cisaga 1
4. Arsip




Lampiran

KEPUTUSAN KEPALA MIS CISAGA 1 KECATAMAN CISAGA
NOMOR: 02/MI.028.07/I/2015
TENTANGPENETAPAN OPERATOR TENAGA ADMINISTRATOR DAN TENAGA KERJA PENDATAAN PENDIDIKANPADA MIS CISAGA 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
TANGGAL : 05 Januari 2015

No
Nama/NIP
Pangkat/Gol/Ruang
Jabatan

1
IRFANI RAKHMAAN NOOR, S. Pd.

-

Guru PJOK /AdministratorSekolah

KEPALA SEKOLAH
MIS CISAGA 1



Hj DEDEH NURSIDAH, S. Pd. I.
NIP.197204021993032002